Sejarah Sepeda
nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis . Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil ancang bangun kendaraan dua roda.
Yang
pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat
"primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede) bisa
bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya
"Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan
kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109
km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol
berputar dengan urutan sebagai berikut:
kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit
kan?"
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia,
membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang
dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan
engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun
sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang
sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis,Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865)
memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya
(sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang
memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda
belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
Sehingga
tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih
aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk
mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda
dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan
lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti,
rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin
menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai
menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobildan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Jenis-jenis sepeda
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
- Sepeda gunung-digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
- Sepeda jalan raya-digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27
- Sepeda BMX-BMX merupakan kependekan dari bicycle moto-cross, banyak digunakan untuk atraksi
- Sepeda kota (citybike) adalah sepeda yang biasa dipakai di perkotaan dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda jenis sangat menekankan aspek funsional. Biasanya memiliki sebuah boncengan dan keranjang.
- Sepeda mini-termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak, baik beroda dua maupun beroda tiga
- Sepeda angkut atau sepeda yang berdesain klasik (tua) termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos dan sepeda ontel yang memiliki besi kuat dan diameter roda yang besar mampu untuk keperluan berboncengan dan membawa barang.
- Sepeda lipat-merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
- Sepeda Balap - Sepeda yang model handlernya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.
- Sepeda Motor - bertenaga mesin dengan mengunakan bahan bakar berjenis bensinsebagai sumber daya utamanya. Dengan semakin berkembangnya teknlogi pada insuatri kendaraan roda dua.
Sejarah Sepeda Onthel
Perjalanan sejarah sepeda dunia diawali dengan penemuan dan pembuatan
sebuah alat yang disebut “Hobby Horses” dan “Celeriferes” di Inggris
pada tahun 1790. Hobby Horses bukanlah alat transportasi sepeda seperti
yang kita kenal sekarang, tapi alat ini hanya rangka kayu dengan dua
roda tanpa system pedal dan rantai. Pengembangan Hobby Horses
dilanjutkan dengan inovasi yang dilakukan Baron Karl Von Drais dari
Jerman yang pada tahun 1817 telah membuat sebuah alat baru yang
dinamainya dengan “Draisenne” yang memiliki kelebihan dengan
pengembangan alat gerak yang menggunakan tenaga kedua kaki si pengemudi.
Melihat kelebihan dan keuntungan penggunaan Draisenne maka alat ini makin banyak dibuat dan dimanfaatkan.
Perkembangan populasi sepeda mulai meningkat sejak dibuatnya pabrik
sepeda pertama oleh James Starley dari Inggris di tahun 1870. Sepeda
produksinya disebut juga dengan “High Wheel Bicycle” karena memiliki
roda depan yang sangat besar dan roda belakang yang kecil. Dalam cara
kerjanya menggunakan system penggerak pedal yang terdapat pada sumbu
depan, disertai roda yang berjari-jari, tapi belum menggunakan rantai.
Setelah dipasarkan di Eropa ternyata terdapat beberapa keluhan dari
orang-orang yang berpostur kecil dan para wanita, karena sulit untuk
mengendarai High Wheel Bicycle. Menyikapi hal itu maka keponakan dari
James Starley bernama John Kemp Starley di tahun 1886 melakukan lagi
beberapa perubahan yang sangat berarti yaitu penggunaan jenis ukuran
roda yang sama untuk begian depan dan belakang serta penggunaan
Untuk pengembangan budaya bersepeda ke Indonesia, telah mulai dilakukan
sejak zaman penjajahan Belanda. Mereka memperkenalkan sepeda- sepeda
produksi Belanda seperti merek: Valuas dan produk Belanda lainnya.
Bahkan mereka juga memperkenalkan sepeda produksi Eropa seperti merek:
Releigh, Philips, Humber, BSA, dan beberapa merek lainnya yang masih ada
dan di lestarikan oleh sekelompok kecil orang- orang Indonesia. Bagi
penjajah, sepeda digunakan untuk mengelilingi daerah jajahan sambil
melihat keindahan alam Indonesia. Setelah sepeda mulai diperkenalkan
oleh orang-orang Belanda, ternyata para konglomerat dan penguasa
lokalpun mulai tertarik dan ingin memiliki alat transpotasi ini. Hal ini
menjadikan sepeda sebagai alat transportasi yang bergengsi. Karena
harga dan kwalitas yang bervariasi maka dimasa awal kedatangan sepeda ke
Indonesia, merek sepeda yang digunakan seseorang juga bisa melihat
strata dan tingkat ekonomi pemiliknya. Dari waktu ke waktu, pengguna
sepeda di Indonesia terus bertambah bahkan masih berlanjut sampai tahun
1970-an. Umumnya sepeda produksi Eropa dengan jenis sepeda lawas/
sepeda kumbang/ sepeda unto/ sepeda ontel yang di gunakan orang-orang Indonesia di produksi dalam rentang waktu 1940 – 1950-an. Selain produksi Eropa, sepeda yang digunakan dan dipakai penduduk Indonesia juga ada yang berasal dari China dan Jepang. Setelah III abad dari penemuan awal “Hobby Horses” ternyata kita bisa melihat penggunaan sepeda sebagai alat transportasi juga mengalami pasang surut peminat dan penggunanya. Hal ini dapat kita lihat di lingkungan dan masyarakat disekitar kita. Berkurangnya pengguna sepeda ini dikarenakan makin berkembangnya pemanfaatan alat transportasi yang lebih maju seperti sepeda motor dan mobil.
sepeda kumbang/ sepeda unto/ sepeda ontel yang di gunakan orang-orang Indonesia di produksi dalam rentang waktu 1940 – 1950-an. Selain produksi Eropa, sepeda yang digunakan dan dipakai penduduk Indonesia juga ada yang berasal dari China dan Jepang. Setelah III abad dari penemuan awal “Hobby Horses” ternyata kita bisa melihat penggunaan sepeda sebagai alat transportasi juga mengalami pasang surut peminat dan penggunanya. Hal ini dapat kita lihat di lingkungan dan masyarakat disekitar kita. Berkurangnya pengguna sepeda ini dikarenakan makin berkembangnya pemanfaatan alat transportasi yang lebih maju seperti sepeda motor dan mobil.
Jenis-jenis Sepeda Tua
Sepeda tua di Indonesia bukan hanya sepeda onthel. Dalam perkembangannya
kemudian, muncul sepeda kumbang, jengki, dan sundung.Mari berkenalan
dengan macam-macam sepeda tua tersebut agar Anda tetap mengetahui
perkembangan sepeda tua di negari sendiri.
- Sepeda onthel atau pit onthel dikenal juga dengan sebutan pit pancal atau pit kebo. Kenapa disebut seperti itu? karena untuk menaiki sepeda tua jenis ini Anda harus terlebih dahulu meloncat (pancal). Hal ini terjadi karena ukuran ban sepedanya yang kecil mencapai 28 inchi. Merek sepeda ini yang paling terkenal saat itu adalah Philips, Rudge. Merek yang sangat terkenal saat itu. Untuk pengguna sepeda onthel wanita biasanya berukuran lebih kecil antara 57 sampai dengan 61 cm. Sedangkan untuk pria hingga mencapai ukuran rangka 66 cm.
- Sepeda jengki sangat populer saat itu dengan produk keluaran Cina. Merek Phoenix mendominasi sepeda tua jenis jengki ini. Ukurannya tidak mengenal untuk pria dan wanita. Sejak munculnya sepeda jengki menggusur keberadaan sepeda onthel mulai tahun 70-an. Namun nasib sepeda jengki juga tidak sebaik pendahulunya sepeda onthel. Kemunculan sepeda berjenis MTB segera menggantikan kepopulerannya.
- Selain dua jenis sepeda tua tadi, berkembang pula jenis sepeda kumbang dan sepeda sundung. Namun di tahun 1970-an sepeda tua ini sempat digantikan oleh sepeda MTB. Nasib sepeda tua mulai bergeser dari hari ke hari dengan diciptakannya berbagai varian sepeda-sepeda modern.
0 komentar:
Posting Komentar